Protected by Copyscape Plagiarism Scanner

Tuesday 5 July 2011

CASTING

“Kau sinting ya?!!” seru Mina terkaget kaget sambil memandangi Yu dengan mata melotot. “Huh enak saja kau bicara. Aku tuh masih waras Min! Sebagai sehabat seharusnya kau mendukung bukan malah mengataiku!” cetus Yu sewot. “Loh, mendukung bagaimana?? Aku ini justru ingin menyelamatkanmu dari tindakan tolol sia sia sebelum kau menyesal Yuu…. Yu merengut kesal. Ditatapnya kembali pesan singkat di telepon genggamnya dengan manyun. “Lagian siapa sih mas Dipo itu? Kau kenal dia dimana sih?? tanya Mina judes.
Yu melengos tak mau menjawab. “Ihh nih anak! Kau itu gak takut dibohongin apa sih Yuuu!” ujar Mina gemas. “Mas Dipo itu orang baik Min! Aku kenal beliau sewaktu ikut casting minggu lalu di Romeo Film!” “Nah ketahuan ya! Ternyata minggu lalu kau bohong dan berpura pura sakit kan?? sorak Mina kegirangan. “Ups!” Yu menutup kedua mulutnya dengan wajah pucat. “Jangan jangan bulan lalu sewaktu kau bolos dua hari berturut turut kau juga ikut casting ya?? Yu makin salah tingkah. “Dan dua bulan yang lalu sewaktu kau tidak masuk hampir seminggu dengan alasan gejala demam berdarah gak jadi itu ternyata cuma… “IYA iya iya aku ngakuuu! Itu cuma akal akalan aku saja supaya ikut casting. Lagian siapa suruh kalian datang rame rame ke kos-an nengok aku. Sebel!” “Dasar sinting! Terang saja kita datang itu karena kuatir! Lagian pak Joni yang nyuruh kita pada datang koq! Pintar sekali kau pasang tampang pucat waktu itu. Atau jangan jangan saat itu kau tengah panik ya ngeliat tampang-tampang kita muncul tiba-tiba didepan pintu kamar kos -an mu. Hi..hi!” seringai Mina girang. “Sudahlah Min! Kau tuh gak akan pernah ngerti!” seru Yu kesal. “Yuu Yuuu. Kau itu sadar gak sih kalau kesempatanmu itu kecil sekali untuk lolos casting!” “Apa maksudmu?!” tanya Yu sewot. “Pernahkah kau lihat kaca akhir akhir ini?? Kau pasti akan kalah sebelum berperang!” “Hey tampangku kan gak jelek jelek amat, Min. Lagian aku tuh sejak sekolah dulu sudah sering ikut teater. Aku bisa berakting koq!” tandas Yu “Tetap saja orang yang punya koneksi di dunia entertain dan tampang tampang indo yang masuk dengan mudah Yu!” tukas Mina tajam. Yu terdiam kesal. “Jangan marah Yu. Aku hanya tak ingin melihat kau sakit hati lalu dipecat gara-gara sering bolos kerja karena ikutan casting. Kau tak sayang dengan masa depan mu?” “Masa depan apa Min?? Kita ini cuma typist yang kerjanya itu itu saja setiap hari. Boro boro peningkatan karir. Naik gaji saja kecil sekali. Aku bosan kerja sama orang, diperintah ini itu seenaknya. Kalau salah ketik sedikit saja dimarahi!” sembur Yu ketus. “Waduhh maksudku baik Yu! Jadi seorang artis sinetron atau bintang iklan tv itu tak semudah membalikkan telapak tangan” “Justru itu aku ingin berjuang semaksimal kemampuanku Min!” “Sepertinya hobimu mengkliping artikel artis artis di tabloid gossip itu meninggalkan pengaruh yang sangat buruk untukmu deh” cengir Mina sambil garuk garuk kepala. “Kau itu memang menyebalkan tauk!” seru Yu gusar seraya pergi meninggalkan Mina yang kini mulai cekikikan. Hati Yu masih berdebar antara kesal diejek Mina dan perasaan senang yang meluap karena bahagia mendapat kabar bagus. Dibacanya kembali pesan singkat dari mas Dipo di telepon genggamnya untuk yang entah kesekian kalinya. Yu, besok ada casting jam 10 di Romeo... Kini sepasang mata hitamnya menatap dalam wajahnya sendiri di kaca toilet perempuan dengan percaya diri. Rambut hitamnya yang lurus panjang nampak berkilau karena selalu terawat. Wajah lonjongnya yang mungil meski tidak terlalu mulus namun bebas jerawat itu cukup meyakinkan. Yu tersenyum dengan berbagai pose imut untuk sesaat. Lumayan ah! gak jelek jelek amat. Kau lihat saja aksi si sinting ini nanti, Min!

***


Yu duduk tak tenang disalah satu kursi lipat disebuah ruang tunggu bersama tiga orang yang tak dikenalnya. Seorang cowok berpenampilan gaul dengan wajah mirip mirip Christian Sugiono dan dua orang cewek yang terlihat masih sangat belia dengan gaya berpakaiannya seperti tante tante paruh baya dengan make up tebal diseluruh wajahnya. Dua orang anak perempuan tadi duduk dihadapan Yu dan tersenyum ragu ragu kala kedua mata Yu menatap mereka. “Ikut casting juga ya?” tanya Yu sopan. “Eh iya mbak! Mbak dari agensi apa?? tanya si rambut ikal yang wajahnya menyerupai Sarah Azhari. “Agensi?? Memangnya harus dari agensi ya?? “Enggak tau juga sih. Cuma kita berdua datang kesini karena ikut agensi makanya tau ada jadwal casting” sahut temannya yang berambut pendek kepirangan dengan wajah indo nya yang kental. “Oh begitu!” Yu manggut manggut. “Memangnya mbak tau darimana??” “Oh eh itu aku tahunya dari teman sih” sahut Yu salah tingkah. Lima menit kemudian seseorang masuk dengan percaya diri. Gadis tersebut mengenakan rok denim mini super pendek dengan blouse satin berkerah sabrina warna pink. Parasnya yang cukup cantik jadi semakin terlihat sexy. Dengan santai gadis rok mini tadi menghempaskan bokongnya yang aduhai disebelah Yu. Wangi parfum mahal tercium keras dihidung Yu yang agak pesek. Yu berusaha melempar senyum kearahnya namun gadis sexy tadi seolah pura pura tak memperhatikan keberadaaanya. Wajah Yu pun jadi masam. “Sudah pada datang ya?” tanya seorang pria setengah botak dengan senyum lebar yang datang tiba tiba dari pintu ruang casting. Semua yang berada diruang tunggu tersenyum kearah pria setengah botak tadi. “Ok perkenalkan saya Romi bagian talenta artis! Hey Donna juga sudah datang ya?! seru pria setengah botak tadi antusias kearah gadis rok mini super sexy. “Baru aja nyampe Rom! ujar gadis yang dipanggil Donna tadi dengan senyum manja. “Kalo gitu Donna bisa langsung masuk ke ruang casting!” “Aku pakai baju ini ajah atau ganti kostum dulu ya Rom?? tanyanya lagi manja. Yu merengut kesal. Sementara yang lain diam. “Terserah enaknya Donna aja. Donna udah bawa referensi kan??” “Aku bawa koq tapi ada di mobil tuh Rom. Diambil sekarang atau nanti nih??” “Nanti aja boleh koq! Tunggu bentar yah Don! Oh ya kalau kalian dari agensi mana aja nih?? “Kita berdua dari Velvet Agensi!” tukas si rambut ikal berwajah mirip Sarah Azhari tadi dengan bangga. “Oh begitu! Kalau kamu?” tanya Romi pada si Christian Sugiona look alike. “Dari om saya. Om Wisnu Pratama Widjaya!” tukasnya lantang dan percaya diri. “Ohh ya ya pak Wisnu bagian promosi ya?! Ok deh trus kalo kamu?? Yu tersenyum sumringah. “Mas Dipo!” jawabnya mantap. “Mas Dipo?? “Iyah! Mas Dipo!” “Mas Dipo mana yah??.Romi menatapnya bingung.
Wajah Yu langsung pucat seketika. “Itu tuh yang orangnya agak hitam berkumis tebal yang…pokoknya kalo bicara logatnya agak kejawa jawaan gitu deh! ujar Yu berusaha menjelaskan. Romi masih menatapnya bingung. “Anu mas kemarin mas Dipo sms aku. Katanya ada casting sekitar pukul 10 pagi di sini” kini wajah Yu mulai sedikit putus asa. “Ehm.. ya sudahlah. Sekarang semuanya isi biodata saja dulu ya!” tukas Romi akhirnya, yang sudah tak mau ambil pusing memikirkan siapakah mas Dipo gerangan. “Rom. Aku perlu isi biodata lagi gak ya?” tanya Donna manja. “Kayaknya gak perlu sih. Yang penting referensi Donna udah lengkap kan? “Udah sih kecuali yang dari majalah Playboy itu Donna belum sempat cetak photonya tuh Rom!” “Itu sih bisa nyusul. Ok deh masuk dulu aja ya Don! ujar Romi seraya mempersilahkan si gadis sexy tadi memasuki ruangan casting dengan sopan. Yu gondok setengah mati.


***

Yu melangkah lambat lambat memasuki gedung lantai dua yang catnya sudah mulai kusam. Wajah Yu yang kuyu karena bangun kesiangan tiba tiba saja jadi melek sewaktu sapaan merdu memanggilnya. “Halo Yuuu! Obsesi bintang bakal terwujud nih!” ledek Santy cekikikan berdua Rina dari balik meja resepsionis. Dahi Yu mengernyit. Dengan cepat dilangkahkan kaki menuju ruangan kerjanya. Kini seluruh teman teman seruangan menyeringai padanya. Yu coba untuk tak ambil perduli melainkan duduk manis dan mulai mengetik. “Gimana castingnya kemarin? tanya mas Yudi ramah dari balik komputer. Dada Yu berdebar cepat. Sepasang matanya kini melotot tepat kearah tempat duduk Mina yang tengah mesem mesem sok innocent. Wajah Yu panas. Tega sekali Mina menyebar berita perihal ijinnya kemarin keseluruh teman teman kantor. Apalagi sampai mas Yudi yang notabene pujaan hati Yu itu sampai tahu. Perasaan Yu kini campur aduk. Antara mau marah dan menangis. Mina semprul! Keterlaluan sekali dia! maki Yu dalam hati dengan geram. “Maaf ya kalau aku usil. Aku hanya….. “Ah anu mas Yud! Jangan terlalu dengerin berita gak bener. Kata siapa aku ikut casting. Kemarin itu aku lagi gak enak badan kok!” cetus Yu asal. “Loh tapi .. kata Mina kau dipanggil casting kemarin! ujar mas Yudi kebingungan. Yu tak menyahut. Kini sepasang matanya menatap lurus lurus ke layar komputer dihadapannya dengan sepuluh jari lincahnya kembali mulai mengetik. Meski masih terdengar kikik geli dari sebrang mejanya Yu pura pura cuek dan memilih bersikap tegar. Saat makan siang tiba hembusan gossip Mina makin menyakitkan dan mulai terdengar oleh pak Joni atasan Yu. Dengan wajah aneh pak Joni menghampiri Yu. Yu hanya terduduk kaku di mejanya menahan perasaan. Kedua lutut Yu tiba tiba saja menjadi lemas. “Yu!” “Iy..iya pak!” Pak Joni menatapnya ragu sementara itu Yu hanya dapat pasrah menunggu ucapan berikutnya. “Gimana castingnya kemarin?? Koq ndak terus terang sama saya kalo kamu itu dipanggil casting!” seringai pak Joni sumringah Yu melongo. Seketika satu ruangan tertawa berderai tanpa dikomando. Wajah Yu memerah. “Nanti kalo sudah jadi artis jangan lupa kontek kontek teman disini. Bapak sering liat di tv artis kita tuh terkadang suka sombong dan bikin sensasi. Bapak harap kamu tetap jadi diri kamu apa adanya ya Yu!” tambah pak Joni lagi sok menasehati. “Mending minta photo bareng Yu sekarang saja pak Joni. Mumpung Yu belum terlalu tenar!” celetuk Mina mengejek. Kembali derai tawa memenuhi ruangan. “Ajak ajak kita ikutan main sinetron juga dong Yuu!” seru Yati sama Anton barengan. Jantung Yu berdebar cepat. “Kalo sudah top kamu kan bisa nulis biography tentang perjalanan karir kamu di dunia keartisan untuk nambah nambah penghasilan loh” saran pak Joni agak serius seolah memberi masukan. “Jangan salah pak Joni! Yu pasti akan bikin biography juga nanti!” celetuk Mina lagi. Gerr… semua kembali tertawa kompak tanpa dikomando. “Mau tau gak judul cover bukunya?! seru Mina semangat merasa mendapat angin. “Apa judulnya? tanya Anton dan Yati kompak. Tangan kanan Yu mengepal keras. “From typist to artist dikutip dari kisah sejati Yu Ningsih sang artis idola!” Gerr… seluruh ruangan kini bergema oleh tawa tawa keji teman teman seruangan Yu. Muka Yu merah padam. Batinnya ingin berteriak dan memaki mereka satu persatu namun tak ada suara yang keluar. Kini Yu tertunduk malu. Sementara mas Yudi hanya memandangnya iba. “Sudah sudah kembali bekerja! Sudah cukup ndagelnya!” perintah pak Joni seraya berjalan keruangan kerjanya. Teman teman Yu bubar satu persatu dengan seringai geli kebalik meja kerjanya masing masing dan mulai mengetik kembali. Sementara itu Mina nampak tersenyum puas kala Yu menatapnya dalam. Sebuah tangan kekar menyorongkan robekan kertas kearah Yu perlahan. Yu mendongak untuk melihat wajah pemberinya. Mas Yudi tersenyum lembut. Diambilnya kertas dari tangan mas Yudi tadi. Aku percaya kau bakal jadi artis Yu… Rasa haru menyelimuti perasaaan Yu. Ditatapnya punggung mas Yudi yang beranjak menjauh. Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Yu Ningsih sang typist.

***

Hati Yu berdebar cepat. Sebulan terakhir ini Yu berusaha menahan keras keinginannya untuk ikutan casting. Namun kini tanpa disangka sangka Romeo Film mengundangnya test screen untuk yang kedua kalinya. Dan Yu tak ingin melewatkan kesempatan besarnya begitu saja. Saking terburu-buru Yu sampai tak memperhatikan peringatan akan lantai tangga yang licin. Yu langsung terpelanting jatuh ditangga terakhir tepat didepan pintu lobby masuk gedung Romeo Film. Sepasang tangan hitam kekar membantunya berdiri. “Hati hati non! Ndak usah lari larian… “Te.. trimakasih pak..saya...... Yu tertegun menatap wajah penolongnya. Hitam dan berkumis tebal. Namun kali ini laki laki itu memakai seragam security dengan nama Pradipto terpampang di dada kanannya. “Mas Dipo?!” seru Yu seakan tak percaya. Laki laki berkumis tebal tadi tersenyum malu. “Kok security sih?! Katanya tempo hari bagian talenta artis!” sungut Yu sebal. “Ah anu non saya …maksud saya tempo hari saya itu kenal sama bagian talenta artisnya.. begitu. Beneran deh saya ndak bohong… “Ya sudah lah. Saya mau masuk nih udah telat janjian buat casting! sungut Yu masih merasa kesal karena merasa telah dibohongi sekaligus akan rasa nyeri di lututnya. “Wah selamat ya non. Mas doain deh bisa nembus” sorak mas Dipo ikut senang. “Ya ya trimakasih” sahut Yu kaku. “Jangan marah yah non sama mas” ujar mas Dipo lagi sok akrab. “Ihh apaan sih! Sudah ah!” seru Yu seraya berlari memasuki gedung. “Semangat yah non!” teriak mas Dipo samar samar ditelinga Yu.
Dua bulan berlalu sejak panggilan kedua Yu. Namun hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dan membahagiakan bagi Yu. Pasalnya iklan obat jerawat yang dibintangi Yu mulai tayang perdana di empat tv swasta di Indonesia. Meski Yu cuma beradegan kecil sebagai salah satu penderita jerawat yang tengah berusaha memencet jerawatnya lalu dicegah oleh artis utama iklan obat jerawat itu batin Yu cukup puas dan bangga karena usahanya sejak tiga tahun belakangan ini tidak tolol sia sia seperti ucapan Mina tempo hari. Keesokan harinya Yu melangkah mantap memasuki gedung kusam lantai dua tempat biasa ia bekerja sehari hari. Seluruh mata memandangnya seakan ingin tahu. Seruan seruan kagum temannya yang bertanya tentang iklan obat jerawat yang dibintanginya itu hanya ditanggapi dengan senyum datar. Tanpa membuang waktu Yu segera menemui pak Joni diruangannya yang tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Hari itu Yu resmi mengajukan pengunduran diri. “Selamat ya Yu!” sapa mas Yudi ramah. “Makasih mas Yud! Udah percaya dan kasih dukungan moril untuk Yu selama ini!” “Jangan lupa sama aku loh Yu!” kerling mas Yudi. Yu manggut. Dengan cepat Yu merapihkan barang-barang pribadi diatas meja kerjanya dan mulai memasukan satu persatu kedalam kotak kardus kosong. “Yu…. Yu menatap Mina yang berdiri salah tingkah dihadapannya. “Waktu itu… maaf ya… Yu tersenyum “Sekarang kau sudah jadi bintang iklan. Kau hebat Yu“ ucap Mina malu malu. “Aku ini tidak hebat Min wong aku ini cuma orang sinting yang jadi peran pembantu di iklan obat jerawat kok!” ujar Yu santai seraya pergi meninggalkan Mina yang hanya dapat menelan ludah dan menatap nanar kearah punggung Yu yang pergi menjauh sambil bersenandung riang....


Lesson of this story :
Harapan hanya akan menjadi impian jika kamu tidak berusaha untuk meraihnya. Sebesar apapun, sekecil apapun atau bahkan setinggi apapun, jangan pernah berhenti meskipun mereka bilang tak mungkin. Karena kamu tidak akan pernah tau apa yang akan menunggu kamu nanti. Yup! Keberhasilan, tentunya.
Just believe in yourself that's the key. And the rest...you'll be fine.Good Luck!!

Inspiring movie :
- The Pursuit of Happiness (Will Smith)

Written by :
Misaini Indra

No comments:

Post a Comment